D’Audio, Memadukan Supreme & DA 6L6

D’Audio, Memadukan Supreme & DA 6L6

Pada Kamis (06/05/2021) saat melintas Kelapa Gading, ingat ada satu dapur seninya seorang seniman audio pembuat speaker dan prosesor audio ada di sini. Kami pun melipir ke tempatnya begitu ada jawaban bahwa bung Daud Pranoto ada di tempat.

Sesampainya di sana, kami lihat dia sedang mengukur sebuah integrated amplifier berkekuatan 2 x 15 watt. Di mejanya ada pula sebuah speaker bookshelf barunya yang masih prototype bernama Supreme. Nah, kami pernah melihat speaker ini tampil di Facebook D’Audio tetapi masih tanpa Drive. Hanya box dengan finishingnya. Kami baca di reply nya ada beberapa orang yang memesan. Dan di daftar D’Audio yang kami lihat berupa catatan tembok ruang ini, ada 7 orang yang memesannya. Barangnya sendiri masih prototypr. Yang bikin ‘keki’, harganya 2,9 juta dan pada Jumat (7/5/2021) harganya naik menjadi 3.4 juta.

“Kemarin kan orang melihat hanya box saja. Jadi seperti beli kucing dalam karung. Tetapi sekarang sudah keliatan bentuknya,” kata Daud. Ini tak ubahnya seperti orang yang ingin membangun dan menjual apartemen. Saat masih berupa tanah dan belum dibangun, tentu harganya murah. Saat sudah terlihat fisik pembangunannya, tentu lebih mahal.

Mari tanya bagian dalam Supreme. Ternyata banyak bagian dalamnya dibua sendiri oleh Daud. Sebut saja seperti induktornya yang memakai Aircore. Bukan Iron Core. Sesuai namanya, pada bagian tengah jadi terisi udara (bukan besi). Tentu saja bagus aircore, sehingga tak heran harganya lebih tinggi. Aircore dikatakan Daud suaranya lebih airy. Menurutnya, banyak speaker mahal memakai aircore ini. Daud perlu memakai 8 pasang induktor aircore ini dalam satu speakernya. Untuk kapasitor, dia pakaikan kapasitor MKP.

“Kok tidak pakai Capacitor Jantzen saja sekalian, bro?”

“Wah, harganya mahal. Mau dijual berapa speakernya?” katanya.

Bagaimana soal drivernya, Daud tidak bercerita banyak. Dia hanya mengatakan yang kami jual adalah suara bukan Drive. Wah ini pendapat cakep.

Kami amati badan Supreme. Speaker ini terlihat finishingnya rapi, walau pilihan urat kayunya bukan termasuk yang favorit kami (lebih nikmat melihat warna hitam Black piano). Ini hanya soal selera tentu. Bila kita ingin finishing lain , Daud siap mengerjakannya. Cuma harganya tentu tidak sedemikian. Tetapi kami senang juga melihat bodi speaker ini nyambung semua. Tidak terlihat menggelombang. HPL-nya termasuk yang premium. Daud sempat bercerita bagaimana dia pertama kali mengamplas dengan mesin kompresor.

Speaker ini baru dibunyikan pada hari Kamis (06/05/2021). Walau masih agak kaku, belum lagi lentur drivernya – tetapi bakatnya sudah terlihat. Di drive dengan integrated ini, sajiannya bersih, attacknya tampil. Hanya saja ekspektasi kami, ada sedikit highnya yang bisa lagi dibuat extended. Untuk harga dengan suara demikian, 3.4 juta masih terhitung murah. Saat dengar pertama dengan integrated ampli buatan D’Audio, suaranya untuk sekelas harga demikian terbilang cakep. Apalagi mengingat kemarin itu masih break in.

Kembali ke Ampli

Kembali ke integrated amplifier dahulu yang tengah dia ukur. Daud menjelaskan hasil pengukuran yang diperlihatkan alat ukurnya . Kami tertarik pada nama DA 6L6. Tentu ini terkait dengan lampu/tabung yang dipakai karena dia adalah integrated amplifier tabung. Dia pakai lampu 6L6 (bisa juga pakai KT 88) dan lampu 5881 Tungsol. Ini terbilang tabung-tabung hebat. Aplagi bila kita ingat harga jual integrated yang dipilih D’Audio ini.

Perhatikan kami juga tertuju ke komponen trafo yang ada. Rasanya untuk ampli yang mainnya di 2 x 15 Watt, trafonya terlihat agak besar. Daud hanya berkomentar jika dia buat 15 watt, dia berani jamin itu murni 15 watt, akan tetapi trafonya memang terlihat lebih besar. Jadi yang dia pakai itu biasanya dua kali lipat trafonya, bahkan bisa jadi sampai 30-40 watt, tetapi yang terpakai memang hany 15 watt. Tak heranlah bila kemudian ketika Daud gunakan untuk mendrive speaker Amora nya yang terbilang bsesar untuk sebuah speaker bookshelf, suaranya terasa overdrive. Terasa ringan-ringan saja mengangkatnya. Maka, 2 x 15 wattnya dia tidak terasa kecil.

Harga berapa bro?

“13,5 juta. Plus speaker Supreme,” jawab Daud.

Waduh. Dapat speaker!

Daud ternyata memang membuat integrated ini khusus untuk mendrive Supreme. Murahkah? Menurut kami, iya. Terlebih digabung sama speaker yang 3.4 juta itu. Setelah kami uji dengar suaranya. Tetapi untuk telinga Anda, tentu perlu coba langsung bagaimana rasa suaranya. Aplagi tentu saat kedatangan Anda, speaker ini telah cukup break innya.

Ada kabar bagus lainnya, D’Audio bersedia memberikan garansi setahun akan spare part. Tentunya bukan rusak karena kesalahan pemakaian.

Bagi Anda yang ingin punya sistem alternatif dengan harga ‘pak eko’, bolehlah lirik dua model yang ditawarkan oleh D’Audio di bilangan Kelapa Gading Jakarta. Ngobrol dengan desainernya lalu mencicipi langsung kreasinya. Akan lebih pas lagi bila Anda sempat bawa satu dua sistem Anda di sini. Bandingkan dengan yang ada di sini.

Artikel ini disadur dari www.whathifi.id

Berhitung saat menentukan komponen terbaik untuk speaker dan...

D’Audio melakukan kolaborasi dengan produsen amplifier lokal...

Perdebatan kelebihan dan kekurangan dari amplifier tabung da...

Speaker dalam sebuah sistem audio memiliki peran penting kar...

Speaker merupakan sebuah perangkat keras yang mampu mengelua...

Send Message